LAPORAN HASIL PENGAMATAN KERJA SISWA
JUDUL : ALAT PENCERNAAN MAKANAN PADA RUMINANSIA
NAMA
KELOMPOK 7
DEVINA NOOR LATIFAH
IHZA RAHUL FIRDAUS
PUTRI AYU PERMADANI
RIZKY ALFIANUR
BIOLOGI
XI IPA 1
MAN MUARA TEWEH 2016/2017
v STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas
v KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan keterkaitan antara stuktur , fungsi dan proses serta kelainan kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
v INDIKATOR
1. Menjelaskan sruktur, fungsi dan proses pencernaan makanan pada hewan ruinansia
2. Membedakan sistem pencernaan manusia dan hewan Ruminansia
v TUJUAN
1. Menyebutkan struktur pencernaan makanan hewan ruminansia
2. Menjelaskan fungsi pencernaan makanan hewan ruminansia
3. Menjelaskan proses pencernaan makanan pada hewan ruminansia
4. Menjelaskan perbedaan sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan ruminansia
1.Petunjuk belajar
a. Kami mempelajari LKS ini , dan melakukan seluruh kegiatan dalam kelompok Cooperative (4 orang )
b. Kami mempelajari buku rujukan ,melakukan telaah referensi yang kami miliki
c. Kami mendiskusikan dalam kelompok , pertanyaan bahan diskusi
2. Langkah kerja
a. Kami telaah mereferensi tentang alat pencernaan pada ruminansia
b. Kami mengamati gambar tentang struktur alat pencernaan pada hewan ruminansia
c. Kami mendiskusikan pertanyaan bahan diskusi selanjutnya , lalu meruuskan kesipulan
d. Kami menanyakan pada kelompok lain atau pada guru jika ada hal yang belum dipahami
3. Bahan diskusi beserta penejelasan
* informasi
a. Ruminansia merupakan kelompok hewan mamalia yang memamah atau memakan kembali makanan yang telah di telan nya
b. Berdasarkan pakannya , hewan ruminansia dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu GRAZER merupakan kelompok ruminansia yang memakan rumput contojnya biri-biri , sapi ,dan kerbau , BROWSER merupakan kelompok ruminansian yang memakan semak belukar dan ranting , contoh rusa , serta kelompok campuran antara GRAZAR & BROWSER contohnya kambing
c. Beberapa sruktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia
§ Gigi seri meiliki bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan
§ Gigi geraham belakang memiliki bentuk datar dan lebar
§ Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling dan menggilas makanan
§ Struktur lambung memiliki empat ruangan , yaitu rumen , retikulum ,omasum , dan obamasum
§ Ukuran usus sangat panjang
§ Pencemaran makanan hewan memamahbiak dalam lambung dibantu oleh baktri dari protozoa
§ Feses hewan memamahbiak dapat dimanfaatkan untuk membuat gas bio dengan batuan bakteri untuk memperoleh energi
* Bahan diskusi
1. tuliskan perbedaan antara sistem pencernaan hewan ruminansia dan manusia
¨ Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
Dalam rongga mulut hewan ruminansia, terdapat 2 organ sistem pencernaan yang memiliki fungsi penting, yaitu gigi dan lidah. Gigi ruminansia berbeda dengan susunan gigi mamalia lain. Gigi seri (insisivus) memiliki bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa rumput, gigi taring (caninus) tidak berkembang sama sekali, sedangkan gigi geraham belakang (molare) memiliki bentuk datar dan lebar.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus atau kerongkongan adalah saluran organ penghubung antara rongga mulut dan lambung. Di saluran ini, makanan tidak mengalami proses pencernaan. Mereka hanya sekedar lewat sebelum kemudian digerus di dalam lambung. Esofagus pada hewan ruminansia umumnya berukuran sangat pendek yaitu sekitar 5 cm, namun lebarnya mampu membesar (berdilatasi) untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanannya.
3 Lambung
Setelah melalui esofagus, makanan akan masuk ke dalam lambung. Lambung pada hewan ruminansia selain berperan dalam proses pembusukan dan peragian, juga berguna sebagai tempat penyimpanan sementara makanan yang akan dikunyah kembali. Ukuran ruang dalam lambung hewan ruminansia bervariasi tergantung pada umur dan makanannya. Yang jelas ruangan lambung tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu rumen (80%), retikulum (5%), omasum (7–8%), dan abomasum (7–8%).
a. Rumen (Perut Besar)
Mula-mula makanan yang melalui kerongkongan akan masuk ke dalam rumen. Makanan ini secara alami telah bercampur dengan air ludah yang sifatnya alkali dengan pH ± 8,5.
Rumen berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara bagi makanan yang telah ditelan. Setelah rumen terisi cukup makanan, sapi akan beristirahat sembari mengunyah kembali makanan yang dikeluarkan dari rumen ini.
Di dalam rumen, populasi bakteri dan Protozoa menghasilkan enzim oligosakharase, hidrolase, glikosidase, amilase, dan enzim selulase. Enzim-enzim ini berfungsi untuk menguraikan polisakarida termasuk selulosa yang terdapat dalam makanan alami mereka. enzim pengurai protein seperti enzim proteolitik dan beberapa enzim pencerna lemak juga terdapat di sana
b. Retikulum (Perut Jala)
Di retikulum, makanan diaduk-aduk dan dicampur dengan enzim-enzim tersebut hingga menjadi gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Pengadukan ini dilakukan dengan bantuan kontraksi otot dinding retikulum. Gumpalan makanan ini kemudian didorong kembali ke rongga mulut untuk dimamah kedua kalinya dan dikunyah hingga lebih sempurna saat sapi tengah beristirahat.
c. Omasum (Perut Buku)
Setelah gumpalan makanan yang dikunyah lagi itu ditelan kembali, mereka akan masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu penghalusan makanan secara kimiawi. Kadar air dari gumpalan makanan juga dikurangi melalui proses absorpsi air yang dilakukan oleh dinding omasum.
d. Abomasum (Perut Masam)
Abomasum adalah perut yang sebenarnya karena di organ inilah sistem pencernaan hewan ruminansia secara kimiawi bekerja dengan bantuan enzim-enzim pencernaan. Di dalam abomasum, gumpalan makanan dicerna melalui bantuan enzim dan asam klorida. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain, sedangkan asam klorida (HCl) selain membantu dalam pengaktifan enzim pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasum, juga berperan sebagai desinfektan bagi bakteri jahat yang masuk bersama dengan makanan. Seperti diketahui bahwa bakteri akan mati pada Ph yang sangat rendah.
4. Usus Halus dan Anus
Setelah makanan telah halus, dari ruang abomasum makanan tersebut kemudian didorong masuk ke usus halus. Di organ inilah sari-sari makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya ampas atau sisa makanan keluar melalui anus.
¨ Sistem Pencernaan Manusia
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi
2. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaa/n dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia
Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:
1. Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
2. Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.
3. Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
4. Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
5. Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.
2,Sebutkan susunan alat pencernaan pada sapi
Makanan pertama kali masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut hewan ruminansia terdapat alat-alat pencernaan seperti :
a. Gigi : Gigi sapi tersusun dari gigi seri yang berguna untuk menjepit makanan dan gigi geraham untuk mengunyah makanan.
b. Lidah : lidah sapi sangat pendek dan berguna untuk mendorong makanan menuju lambung.
c. Saliva : merupakan cairan atau enzim khusus yang dihasilkan oleh kelenjar khusus pada sapi dan disalurkan ke dalam cavitas oral. Saliva berperan dalam proses pencernaan kimiawi.
Lambung sapi berbeda dengan lambung manusia. Lambung sapi berukuran besar. Lambung (merupakan organ pencernaan yang sangat vital bagi sapi. Lambung sapi terdiri darI empat bagian yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam). Di dalam perut besar (rumen) sapi terjadi pencernaan fermentatif dengan bantuan mikroba bakteri dan pencernaan hidrolik dengan bantuan enzim pencernaan.
Makanan dari mulut melewati kerongkongan kemudian masuk ke dalam perut besar (rumen) dan terjadi proses fermentasi dengan bantuan mikroba. Makanan dicerna hingga menjadi bubur dengan gerakan mengaduk yang dilakukan oleh dinding rumen. Kemudian makanan kembali ke mulut dan dikunyah pada saat sapi sedang santai beristirahat. Setelah dikunyah untuk yang kedua kalinya makanan masuk ke dalam perut jala (retikulum). Di dalam retikulum makanan kembali mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri anaerob dan protozoa. Di dalam retikulum juga terjadi proses absorpsi dan penahan benda-benda asing yang masuk bersama makanan agar tidak masuk ke dalam omasum. Di dalam omasum atau perut kitab terjadi proses pencernaan makanan dengan bantuan enzim pencernaan. Dan selanjutnya makanan masuk ke dalam abomasum. Abomasum juga disebut lambung sebenarnya, disini makanan akan dicerna dengan bantuan enzim pencernaan yang dihasilkanoleh abomasum. Sel parietal menghasilkan HCL sedangkan sel mukosa menghasilkan pepsinogen, keduanya akan bereaksi membentuk pepsin. Setelah melewati proses pencernaan makanan di dalam abomasum, selanjutnya makanan bergerak menuju usus halus. Usus halus pada sapi berukuran 40 meter. Di dalam usus halus makanan terjadi proses absorpsi dan fermentasi. Sisa sisa makanan akan dikeluarkan melalui anus
3. Jelaskan Proses Pencernaan Pada Hewan Ruminansia.
- Hewan ruminansia mengambil makanan (rumput) dengan cara dijepit oleh gigi serinya. makanan tersebut dikunyah sekadarnya serta dicampur air yang berada di dalam rongga mulut kemudian di telan ke esofagus. Dari esofagus makanan didorong masuk ke dalam rumen.
- Di dalam rumen terjadi pencernaan protein dan polisakarida serta fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri Cytophaga, sedangkan Flagellata yang bisa terdapat dalam tubuh hewan ruminansia adalah Cypromonas subtilis.
- Dari rumen, makanan masuk ke dalam retikulum, lalu ke omasum, dan selanjutnya ke abomasum. Di dalam abomasum terjadi pencernaan oleh enzim-enzim pencernaan.
- Selanjutnya makanan di dorong ke usus halus. Di dalam usus halus dilanjutkan pencernaannya dan juga terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh kapiler darah. Selanjutnya masuk ke usus besar, usus berakhir dengan rektum dan anus
4. Apa yang dimaksud bio gas dan bagaimana cara memproduksinya
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain seperti tempratur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah satu cara menentuka bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.
Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%. Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-bahan organik, termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan sampah-sampah organik secara anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat menghasilkan listrik. Ada beberapa alasan mengapa biogas merupakan bahan bakar alternatif terbaik, di antaranya bogas memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, biogas memiliki kandungan energi dalam jumlah yang besar, dan limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari lingkungan. Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan lingkungan. Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan global (global warming). Sehingga penggunaan biogas bisa mencegah resiko terjadinya global warming.
Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan energi dalam bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam, setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara, dan bahan bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi kandungan metana dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu, biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika biogas diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam. Dengan demikian jumlah gas alam bisa dihemat.
Limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsure-unsur yang sangat dibutuhkan tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, dan lignin tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Dengan demikian kita juga bisa mengurangi anggaran untuk membeli pupuk
6. Mikroorganisme apa saja yang terdapat pada perut sapi dan peranan nya
Mikroorganisme Rumen
Peranan mikroorganisme rumen dalam proses pencernaan pakan berserat adalah mengurai senyawa-senyawa kompleks seperti selulosa dan hemiselulosa menjadi senyawa-senyawa sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh hewan tersebut senagai sumber energi, protein, vitamin untuk proses pertumbuhannya. Mikroorganisme di dalam rumen menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa serta pati dengan adanya simbiosis dengan mikroorganisme lain yang terdapat dalam rumen. Hasil hidrolisis yang berupa rantai karbon sederhana dimanfaatkan menjadi asam lemak volatile (lemak terbang) yang mampu diserap oleh tubuh dan dijadikan sumber energi bagi hewan ruminansia.
Secara garis besar di dalam rumen terdapat 3 kelompok utama mikroba rumen, yaitu: bakteri, protozoa, dan jamur. Mikroorganisme di dalam retikulo-rumen mempunyai peranan penting dalam proses fermentasi pakan. Mikroorganisme utama yang terdapat dalam rumen adalah bakteri, protozoa, dan jamur (yeast). Proses fermentasi oleh mikroorganisme pada rurninansia memegang peranan sangat penting, karena produk akhir fermentasi yang bagi mikroorganisme itu sendiri merupakan limbah, yakni lemak volatile (asam lemak terbang) dan beberapa vitamin. Mikroorganisme yang terdapat dalam rumen akan dijelaskan sebagai berikut.
Bakteri Dalam Rumen
Di dalam rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Sebagian besar bakteri rumen berbentuk cocci kecil, morfologinya tidak dapat dipakai sebagai dasar klasifikasi untuk membedakan spesies. Sebagai gantinya bakteri rumen diklasifikasikan atas dasar macam substrat yang digunakan sebagai sumber energi utama, yakni:
1. Bakteri Selulolitik
Bakteri ini menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glukosida 1,4, selulosa, dan dimer selobiosa. Sepanjang yang diketahui tak satupun hewan yang mampu memproduksi enzim selulase sehingga pencernaan selulosa sangat tergantung pada bakteri yang terdapat di sepanjang saluran pencernaan pakan. Bakteri selulolitik akan dominan apabila makanan utama ternak berupa serat kasar. Contoh bakteri selulolitik antara lain adalah :
Bacteriodes succinogenes
Ruminicoccus flavefaciens
Ruminicoccus albus
2. Bakteri Hemiselulolitik
Hemiselulosa berbeda dengan selulosa terutama dalam kandungan pentosa, gula heksosa serta biasanya asam uronat. Hemiselulosa merupakan struktur polisakarida yang penting dalam dinding sel tanaman. Mikroorganisme yang dapat menghidrolisa selulosa biasanya juga dapat menghidrolisa hemiselulosa. Meskipun demikian ada beberapa spesies yang dapat menghidrolisa hemiselulosa tetapi tidak dapat menghidrolisa selulosa. Contoh bakteri hemiselulolitik antara lain:
Butyrivibrio fibriosolven
3. Acid Utilizer Bacteria (Bakteri pemakai asam)
Beberapa janis bakteri dalam rumen dapat menggunakan asam laktat meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah yang berarti. Jenis lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat dan fumarat yang merupakan hasil akhir fermentasi oleh bakteri jenis lainnya. Asam format dan asetat juga digunakan oleh beberapa spesies, meskipun mungkin bukan sebagai sumber enersi yang utama. Asam oksalat yang bersifat racun pada mamalia akan dirombak oleh bakteri rumen, sehingga menyebabkan ternak ruminansia mampu mengkonsumsi tanaman yang beracun bagi ternak lainnya sebagai bahan makanan. Beberapa spesies bakteri pemakai asam laktat yang dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak setelah ternak mendapatkan tambahan jumlah makanan butiran maupun pati dengan tiba-tiba adalah :
Peptostreptococcus bacterium
Propioni bacterium
4. Bakteri Amilolitik
Beberapa bakteri selulolitik juga dapat memfermentasi pati, meskipun demikian beberapa jenis bakteri amilolitik tidak dapat menggunakan/memfermentasi selulosa. Bakteri amilolitik akan menjadi dominan dalam jumlahnya apabila makanan mengandung pati yang tinggi, seperti butir-butiran. Bakteri amilolitik yang terdapat di dalam rumen antara lain:
Bacteriodes amylophilus
Butyrivibrio fibrisolvens
Bacteroides ruminicola
5. Sugar Untilizer Bacteria (bakteri pemakai gula)
Hampir semua bakteri pemakai polisakarida dapat memfermentasikan disakarida dan monosakarida. Tanaman muda mengandung karbohidrat siap terfermentasi dalam konsentrasi yang tinggi yang segera akan mengalami fermentasi begitu sampai di retikulo-rumen. Kesemua ini merupakan salah satu kelemahan/kerugian dari sistem pencernaan ruminansia. Sebenarnya gula akan lebih efisien apabila dapat dicerna dan diserap langsung di usus halus.
6. Bakteri Proteolitik
Bakteri proteolitik merupakan jenis bakteri yang paling banyak terdapat pada saluran pencernaan makanan mamalia termasuk karnivora (carnivora). Didalam rumen, beberapa spesies diketahui menggunakan asam amino sebagai sumber utama enersi. Beberapa contoh bakteri proteolitik antara lain:
Bacteroides amylophilus
Clostridium sporogenes
7. Bakteri Methanogenik
Sekitar 25 persen dari gas yang diproduksi didalam rumen adalah gas methan. Bakteri pembentuk gas methan lambat pertumbuhannya. Contoh bakteri ini antara lain:
Methanobacterium ruminantium
8. Bakteri Lipolitik
Beberapa spesies bakteri menggunakan glycerol dan sedit gula. sementara itu beberapa spesies lainnya dapat menghidrolisa asam lemak tak jenuh dan sebagian lagi dapat menetralisir asam lemak rantai panjang menjadi keton. Enzim lipase bakteria dan protozoa sangat efektif dalam menghidrolisa lemak dalam chloroplast. Contoh bakteri lipolitik antara lain:
Anaerovibrio lipolytica
9. Bakteri Ureolitik
Sejumlah spesies bakteri rumen menunjukkan aktivitas ureolitik dengan jalan menghidrolisis urea menjadi CO2 dan amonia. Beberapa jenis bakteri ureolitik menempel pada epithelium dan menghidrolisa urea yang masuk kedalam rumen melalui difusi dari pembuluh darah yang terdapat pada dinding rumen. Oleh karena itu konsentrasi urea dalam cairan rumen selalu rendah. Salah satu contoh bakteri ureolitik ini misalnya adalah Streptococcus sp. Di dalam rumen yang normal biasanya jumlah bakteri ini mencapai antara 15 – 80 x 109 isi rumen. Meskipun demikian jumlah ini mngkin dapat menurun sampai hanya 4 x109 permililiter pada ternak yang diberi pakan wheat straw
Rumen
Sebagian besar protozoa yang terdapat didalam rumen adalah cilliata dan flagellata. Cilliata adalah mikroorganisme non patogen dan anaerobik. Pada kondisi rumen yang normal dapat dijumpai ciliata sebanyak 105 - 106 ml dalam rumen. Hal ini pertama kali ditemukan oleh David Gruby dan Delafond (1843), dan telah banyak dilakukan penelitian tentang taksonomi, fisiologi dan nutrisi cilliata. Seperti halnya bakteri, cilliata juga mampu memfermentasi hampir seluruh komponen tanaman yang terdapat didalam rumen seperti: selulosa, hemiselulosa, fruktosan, pektin, pati, gula terlarut dan lemak. Jika dibandingkan ciliata mempunyai peranan yang lebih baik daripada bakteri yaitu sebagai sumber protein dengan keseimbangan kandungan asam amino sebagai makanan ternak ruminansia. Menurut morfologinya protozoa diklasifikasikan mennjadi 2 yaitu :
1. Oligotricha
Jenis ini hanya sedikit sekali menggunakan gula terlarut sebagai makananannya, akan tetapi butir-butir pati akan menjadi sasaran utama untuk dimangsanya. Beberapa spesies juga memangsa amilopektin. Namun hasil penelitian terakhir diragukan tentang kemampuan protozoa rumen untuk dapat mencerna selulosa. Pencernaan selulosa dapat dilakukan karena protozoa memangsa bakteri dan bakteri inilah yang akan menghasilkan enzim selulosa didalam tubuh protozoa sehingga selulosa yang dimangsa dapat dicerna. Bakteri selulolitik juga diketahui hidup secara simbiosis dengan Oligotricha didalam selnya.
Spesies penting dari Oligotricha antara lain:
- Diplodinium dentatum
- Eudiplodinium bursa
- Polypastron multivesiculatum
2. Holotricha
Karakteristik Holotricha adalah pergerakannya yang cepat dan bentuk sel oval. Ciliata memiliki peran penting dalam metabolisme karbohidrat dengan menelan gula ketika masuk ke rumen dan menyimpannya sebagai amilopektin. Amilopektin akan dirilis ke rumen ketika Holotricha dalam fase pertumbuhan atau dalam kondisi lisis. Mekanisme ini memiliki efek positif bagi ternak ruminansia. Misalnya, ketika ternak beristirahat, tidak ada lebih banyak karbohidrat dalam rumen, sehingga amilopektin akan difermentasi. Ada beberapa spesies Holotricha seperti:
- Isotricha intestinal
- Isotricha prostoma
- Dasytricha rumiantium
Sebagian besar protozoa dengan cepat akan memangsa dan menghidrolisis bermacam-macam protein dengan menghasilkan amoniak berasal dari kelompok amida dan akan melepaskan asam-asam amino serta peptida. Protozoa di ruminansia menyimpulkan dalam simbiosis mutualisme. Protozoa dapat melakukan proses metabolisme dalam tubuh ternak ruminansia dan ruminansia bisa mendapatkan gizi dengan mencerna makanan dengan lebih mudah.
6. Mengapa hanya abomasum yang dianggap sebagai lambung sebenarnya pada sapi?
Hal ini disebakan oleh karena obasum terjadi pencernaan secara kimiawi oleh enzim enzim pencernaan
Kesimpulan
Pada sistem pencernaan antara manusia dan hewan memang cukup banyak perbadaan hal ini desebabkann oleh beberapa macam organ pencernaan yang berbeda pada hewan dan manusia tapi tidak ada salahnya jika kita mempelajari kedua sistem pencernaan untuk menambah pengetahuan ser ta sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta . mungkin sekian hasil laporan kami kali ini Terima kasih ....
Terima kasih sudah berkunjung semoga bermanfaat dan Insya Allah Berkah ...
~saran & komentar sangat membantu....
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBermanfaat sekali
BalasHapusmakasihh ^^
Hapus